Friday, November 30, 2007

Senirupa Scooter Sosialita

Awalnya cuma hobi yang kebetulan beberapa orang mempunyai hobi yang sama, yaitu vespa! Suatu keinginan atau keisengan seseorang akhirnya membentuk suatu klub vespa khusus anak-anak Seni Rupa ITB, Senirupa Scooter Society. Gak lama, nama itu diganti jadi Senirupa Scooter Sosialita, menurut teman-teman lebih terkesan Itali.

Teman-teman Senirupa Scooter Sosialita di gerbang tengah.


Lucu dan sayangnya, setiap kali ada acara kumpul, pasti gak semuanya bahkan gak satupun yang datang. Walaupun begitu, beberapa mempunyai rutinitas untuk servis bareng di suatu bengkel vespa di daerah BSM, yang kemudian beberapa kali kumpul bareng dengan para pemilik dan pelanggan bengkel vespa itu. Mungkin untuk kumpul bareng memang tidak bisa dipaksakan apabila tidak ada kebutuhan.
Kemudian muncul Jambore! Semuanya bersemangat untuk datang dan konvoi. 13 vespa kumpul di depan gerbang tengah ITB, siap meluncur! Sayangnya, di perjalanan menjadi 10 vespa (kalo gak salah), biasa lah masalah vespa, antara busi ato platina. Jaka (nama vespa gw) merupakan salah satu korban, dengan sedihnya harus ditinggal di kostan, padahal niat pamer pas konvoi!
Acara Jambore (di GOR Saparua) super rame! Apalagi hari terakhirnya! Lapangan penuh dengan vespa, mau dari yang bobrok, modifikasi jadi chopper, sampe seri Liberty juga ada. Sayangnya, keramaian itu tidak dapat gw nikmatin karena gw dateng di hari pertama. Untungnya ada penghibur, GS 60, Super Sprint, PTS, Special Sprint, sampe vespa '45, keren abis!
Jambore berikutnya tentu dinanti, vespa juga bisa memacu adrenalin.

Ublags - Bali

Tujuh calon petualang akhirnya menjadi empat, Darto, Maman, Amet, dan saya (Jacqo). Berempat kemudian memilih kata ublags, bukan dalam pengertian yang sebenarnya ya. Itu hanya sebuah kiasan mengenai bepertualang dengan ongkos yang seminim mungkin, kalau tidak ada ongkos buat makan alhasil "ngelacur" dulu dengan pinjam duit teman.

Ublags dengan Bintan (ke dua dari kiri).

Bali! Tujuh hari di Bali, super keren! Baru beberapa hari saja sudah serasa anak pantai, ke Padang Bai, Kuta, Dreamland, dan Seminyak. Sangat menyenangkan saat menelusuri pantai dari Seminyak sampai Kuta detik-detik menuju sunset.

Waktu menelusuri pantai dari Seminyak sampai Kuta.

Seni dan budayanya sangat terjaga dengan baik, salah satunya di Ubud. Ubud dan Kuta seperti dua pusat kebudayaan yang berbeda, Ubud yang tradisional, Kuta yang lifestyle. 

Heran, kagum, dan sedikit menyayangkan, waktu menonton pertunjukan tari Kecak di Ubud, mayoritas orang asing, sedikit sekali orang indonesia (selain orang Bali). Apa generasi sekarang mulai tidak peduli dengan budaya tradisional? Walaupun budaya itu diakui internasional? Oh ya, jangan lupa mengunjungi GWK! Keren!
Soal oleh-oleh jangan tanya, segudang pernak pernik bisa ditemukan di suatu pasar ke arah Ubud, yang super lengkap dan murah. Baju barong buat anak kecil hingga topeng-topengan aneh yang kocak dan pajangan kucing dari kayu yang sedang menggeliat, semuanya menarik dan menggoda untuk dibeli :) 

Ada satu hal yang masih belum dimengerti kenapa begitu banyak pernak-pernik dari kayu berbentuk alat kelami pria ya? Apa orang Bali sangat menggagungkan alat kelamin atau itu sebuah simbol tertentu?
Petualangan ini super keren dan menyenangkan! Ublags sedang menanti petualangan berikutnya. Kira-kira ke mana ya? Ya secukupnya ongkos membawa kita.